Tugu Nol Kilometer : Antara Kebudayaan dan Sejarah

 

Foto | Tugu Nol Kilometer Indonesia Sabang, Aceh

Sabang.AGN - Tugu Nol Kilometer di Sabang adalah ikon penting Indonesia, menandai titik ujung barat negara. Monumen ini mencapai ketinggian 43,6 meter dengan desain menyerupai angka nol dan dihiasi patung Burung Garuda serta rencong sebagai simbol Aceh.

Tugu Nol Kilometer di Sabang pertama kali dibangun setinggi 22,5 meter dan diresmikan pada 9 September 1997 oleh Wakil Presiden Try Sutrisno. Monumen ini berbentuk lingkaran dengan bagian atas yang menyempit, dihiasi patung Burung Garuda yang menggenggam angka nol.

Setelah direnovasi oleh Badan Pengawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) antara 2015 dan 2017, tugu ini kini menjulang setinggi 43,6 meter. Renovasi ini meningkatkan daya tarik wisatawan dengan desain baru yang menyerupai angka nol dan tambahan dua lingkaran yang dikelilingi oleh rencong, belati khas Aceh.

Foto | Tugu Nol Kilometer Indonesia saat malam hari

Desain tugu juga terinspirasi oleh slogan “Dari Sabang sampai Merauke” yang dipopulerkan oleh Soekarno. Filosofi di balik tugu ini mencakup empat pilar yang melambangkan batas negara.

Lingkaran besar sebagai simbol angka nol, serta rencong yang menegaskan peran Aceh dalam perjuangan kemerdekaan. Ornamen berbentuk segi delapan menggambarkan ajaran Islam dan budaya Aceh serta nusantara, mencerminkan keberagaman Indonesia. Setiap elemen tugu menyampaikan pesan kebangsaan yang menyatukan seluruh rakyat.

Tugu ini juga memiliki kembaran di Merauke, Papua, yang menambah nilai simbolis "Dari Sabang sampai Merauke". Tempat ini sangat ramai saat liburan, menjadikannya destinasi menarik untuk wisatawan lokal dan asing.(Redaksi)

0 Komentar